TUGAS PERLIAKU KONSUMEN (pengaruh kebudayaan terhadap pembelian dan
konsumen)
KANDUNGAN SUATU BUDAYA
Kandungan utama budaya sering digunakan sebagai
pendekatan oleh pemasar dalam menganalisis budaya untuk melakukan terobosan
pemasaran. Pemasar biasanya berfokus pada nilai-nilai dominan dalam suatu
masyarakat. Kandungan suatu budaya ( content of culture) adalah kepercayaan,
sikap, tujuan, dan nilai-nilai yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat
dalam suatu lingkungan yang menyangkut aspek-aspek lingkungan sosial ( ragam
agama dan kepercayaan, ragam partai politik , dsb) dan fisik ( produk,
peralatan , gedung dan bangunan dsb) dalam masyarakat tertentu.
Tujuan dalam analisis budaya adalah untuk memahami
kandungan makna dari sudut pandang konsumen yang menciptakan dan
menggunakannya. Misalnya pengibaran bendera memiliki tanggapan rasa patriotisme
dan semangat juang, diskon 50% adalah memiliki tanggapan “daya tarik” yang
heboh, antri lebih dari 30 menit bagi sebagian orang Amerika membuat frustasi
dan marah, namun di bagian masyarakat Indonesia merupakan hal yang biasa saja,
sehingga ada slogan” budayakan antri yang ada gambarnya bebek berbaris rapi.
MENGUKUR KANDUNGAN BUDAYA
Pemasar dapat menggunakan berbagai prosedur untuk mengukur
kandungan budaya yaitu melalui analisis kandungan budaya, penelitian etnografis
dan pengukuran nilai. Pendekatan yang umum dipakai adalah dengan penelitian
konsumen melalui wawancara, survei, telepon bahkan fokus group). Analisis
kandungan budaya dapat dilakukan dengan mengamati obyek material yang ada dalam
kelompok sosial, misalnya komik yang beredar di kalangan anak-anak sering
berisi tentang nilai-nilai persahabatan, nilai agama, bahkan ini dapat diamati
selama periode waktu tertentu, seperti perubahan peran wanita yang bekerja
dalam puluhan tahun terakhir sehingga iklan dapat disentuhkan dengan keberadaan
mereka.
Pengukuran nilai cenderung dilakukan secara langsung
untuk melihat nilai dominan, dengan alat penilaian tertentu seperti rangking
nilai yang dominan dan menggunakan metode statistik tertentu.
Beberapa perubahan pemasaran yag dapat mempengaruhi
kebudayaan, seperti :
- Tekanan
pada kualitas
- Peranan
wanita yang berubah
- Perubahan
kehidupan keluarga
- Sikap
yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
- Waktu
senggang yang meningkat
- Pembelian
secara impulsif
Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan
dan norma-norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi
sikap dan tindakan individu dalam masyarakat tersebut. Sikap dan tindakan
individu dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai,
keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung
homogen. Artinya, jika setiap individu mengacu pada
nilai, keyakinan, aturan dan norma kelompok, maka sikap dan perilaku mereka
akan cenderung seragam. Misalnya dalam suatu masyarakat ada aturan mengenai
bagaimana melakukan pernikahan sehingga laki-laki dan perempuan dapat disahkan
sebagai suami istri. Ketika anggota masyarakat akan menikah, maka proses yang
dilalui oleh anggota masyarakat itu akan cenderung sama dengan anggota
masyarakat yang lainnya.
Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan
cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang ditransmisikan pada anggota
masyarakatnya dari generasi ke generasi berikutnya. Proses transmisi dari
generasi ke generasi tersebut dalam perjalanannya mengalami berbagai proses
distorsi dan penetrasi budaya lain. Hal ini dimungkinkan karena informasi dan
mobilitas anggota suatu masyarakat dengan anggota masyarakat yang lainnya
mengalir tanpa hambatan.
Pasar Konsumen dan
Tingkah Laku Konsumen dalam Membeli
Pasar konsumen:
Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa
untuk konsumsi pribadi memiliki tingkah laku sebagai pembeli (konsumen):
Perilaku membeli konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli barang
serta jasa untuk konsumsi pribadi.
Model Tingkah Laku Membeli:
1. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
2. Perangsang
3. Penjualan
4. Produk
5. Harga
6. Tempat
7. Promosi
8. Perangsang dan lain-lain.
Aspek-Aspek Budaya
Budaya bersifat dinamis dan tidak statis. Budaya
secara berkelanjutan berevolusi, meramu gagasan-gagasan lama dengan kemasan
baru dan seterusnya. Suatu sistem budaya terdiri atas area-area fungsional
sebagai berikut:
1. Ekologi
2. Struktur social
3. Ideologi
Orientasi Nila Kultural
Terdapat enam dimensi nilai budaya pada berbagai
budaya yang berbeda (McCarty & Hattwick: 1992) sebagai berikut:
• Individual versus kolektif
• Maskulinitas/feminitas
• Orientasi waktu
• Menghindari ketidakpastian
• Orientasi aktivitas
• Hubungan dengan alam
Dalam suatu masyarakat tertentu, orientasi nilai di
atas akan mengalami perubahan sesuai dengan proses adaptasi yang terjadi.
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dari waktu ke waktu terns
berubah.
Strategi Pemasaran dengan Memperhatikan Budaya
Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan berkenaan
dengan pemahaman budaya suatu masyarakat. Dengan memahami budaya suatu
masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan
produk, segmentasi dan promosi.
Segmentasi Pasar Promosi
Implikasi dari sebuah segmentasi yang dilakukan
dibutuhkan strategi promosi yang difokuskan pada segmen sasaran saja.Pemahaman
budaya juga bisa dijadikan dasar untuk memposisikan produk melalui iklan. Iklan
dirancang sedemikian rupa, sehingga isinya memposisikan produk untuk
ritual-ritual budaya tertentu. Misalnya iklan produk berlian yang dalam
iklannya secara khusus menampilkan suasana perkawinan. Maksud iklan tersebut
adalah bahwa berlian adalah barang yang cocok untuk dijadikan hadiah istimewa
pada peristiwa perkawinan, atau acara-acara istimewa lainnya.
B. KELAS SOSIAL
Kelas social adalah pelapisan sosial yang terjadi pada
msyarakat. Dalam setiap masyarakat terdapat kelas sosial. Pelpisan sosial
terjadi karena dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dianggap bernilai. Orang
yang memiliki sesuatu yang bbernilai dalam jumlah banyak akan menduduki kelas
sosial yang tinggi. Orang dengan sedikit sesuatu yang dianggapa bernilai dalam
masyarakat akan menduduki kelas bawah. Sesuatu yang dianggap bernialai dalam
suatu masyarakat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat alinnya.
Dalam masyarakat agraris sesuatu yang bernilai itu dapat berupa sawah yang
luas, rumah yang besar, dan hewan ternak yang banyak. Dalam masyarakat
kapitalis sesuatu yang dianggap bernialai adalah harta kekayaan. Oleh karena
itu banyak variabel yang menentukan kelas sosial seseorang.
Variabel yang membentuk kelas sosial dapat berupa:
1. Ekonomi : Pekerjaan, Pendapatan, dan Kekayaan
2. Interaksi : Prestis pribadi, Asosiasi, Sosialisasi
3. Politik : Kekuasaan, Kesadaran kelas, dan Mobilitas
/suksesi.
Kelompok Kelas Sosial
Kelas sosial dapat dibagi menjadi beberapa kelompok.
Namun pada intinya kelas sosial itu berkisar antara kelas sosial atas sampai
bawah. Untukkepentingan pemasaran kelasa sosial itu dapat dibagi menjadi; kelas
atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Untuk suatu kajian yang lebih detail
pembagian itu dapat lebih dipertajam, misalanya kelasa atas dibagi lagi menjadi
kelas atas atas, atas menenggah dan atas bawah. Gambaran pembagiankelas sosial
dapat dibuat sebagai berikut
1. Kelas atas dicirikan dengan pendapatan besar,
intelek, membeli barang yang bergengsi, ikut dalam klub bergengsi, suka
perjalanan ke negara maju.
2. Kelas menengah dicirikan dengan kehidupan baik,
membeli apa yang populer, membelajakan uang untuk hal-hal yang layak untuk
dialami, memberikan perhatian tinggi pd rumah.
3. Kelas bawah dicirikan dengan sangat tergantung pd
dukungan ekonomi dan emosional dr sanak keluarga, menginginkan kemudahan
berkarya dan hiburan, bertahan dr cobaan dunia menuju “karunia Tuhan”.