Selasa, 20 Maret 2012

Perilaku keorganisasian

Nama : Sony Suryadi 
kelas : 2 ea 17
 NPM : 16210654

organisasi


Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi .
Definisi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Partisipasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih.. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.[ Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
 Unsur-unsur
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi
1.Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2.Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
3.Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
 Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut[1]:
1.Pikiran (psychological participation)
2.Tenaga (physical partisipation)
3.Pikiran dan tenaga
4.Keahlian
5.Barang
6.Uang
Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta
Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Bentuk-bentuk organisasi
1.Organisasi politik
2.Organisasi sosial
3.Organisasi mahasiswa
4.Organisasi olahraga
5.Organisasi sekolah
6.Organisasi negara

perilaku individu

Salah satu tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan perilaku peserta didiknya. Dalam hal ini, Abin Syamsuddin Makmun (2003) menyebutkan bahwa tugas guru antara lain sebagai pengubah perilaku peserta didik (behavioral changes). Oleh itu, agar perilaku peserta didik dapat berkembang optimal, tentu saja seorang guru seyogyanya dapat memahami tentang bagaimana proses dan mekanisme terbentuknya perilaku para peserta didiknya.
Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanisme. Kedua pendekatan ini memiliki implikasi yang luas terhadap proses pendidikan, baik untuk kepentingan pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan serta berbagai kegiatan pendidikan lainnya.

Contoh : seorang mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa tersebut mengipas-ngipaskan buku untuk meredam kegerahannya.
Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan (W) dan menjadi stimulus (S) bagi mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan buku merupakan respons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan tidak terasa gerah (W) setelah mengipas-ngipaskan buku.
B. Mekanisme Pembentukan Perilaku Menurut Aliran Holistik (Humanisme)
Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa) menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan , yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Perilaku individu diawali dari adanya kebutuhan. Setiap individu, demi mempertahankan kelangsungan dan meningkatkan kualitas hidupnya, akan merasakan adanya kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam dirinya. Dalam hal ini, Maslow mengungkapkan jenis-jenis kebutuhan-individu secara hierarkis, yaitu:
1.kebutuhan fisiologikal, seperti : sandang, pangan dan papan
2.kebutuhan keamanan, tidak dalam arti fisik, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual
3.kebutuhan kasih sayang atau penerimaan
4.kebutuhan prestise atau harga diri, yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status
5.kebutuhan aktualisasi diri.
Jika seorang individu dihadapkan pada bentuk-bentuk motif seperti dikemukakan di atas tentunya dia akan mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dan sangat mungkin menjadi perang batin yang berkepanjangan.
Dalam pandangan holistik, disebutkan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam dirinya, setiap aktivitas yang dilakukan individu akan mengarah pada tujuan tertentu. Dalam hal ini, terdapat dua kemungkinan, tercapai atau tidak tercapai tujuan tersebut. Jika tercapai tentunya individu merasa puas dan memperoleh keseimbangan diri (homeostatis). Namun sebaliknya, jika tujuan tersebut tidak tercapai dan kebutuhannya tidak terpenuhi maka dia akan kecewa atau dalam psikologi disebut frustrasi. Reaksi individu terhadap frustrasi akan beragam bentuk perilakunya, bergantung kepada akal sehatnya (reasoning, inteligensi). Jika akal sehatnya berani mengahadapi kenyataan maka dia akan lebih dapat menyesuaikan diri secara sehat dan rasional (well adjustment). Namun, jika akal sehatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, perilakunya lebih dikendalikan oleh sifat emosinalnya, maka dia akan mengalami penyesuaian diri yang keliru (maladjusment).
Contoh :
danu dan rekan seangkatan sony. Dia bercita-cita menjadi seorang ekonom, karena gagal mengikuti mengikuti testing pada Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi ternama melalui jalur UMPTN , kemudian dia dipaksa orang tuanya untuk melanjutkan pada salah satu program studi di FKIP UNIKU (motivasi ekstrinsik/substitusi), sehingga selama kuliah, dia belum menemukan apa tujuan kuliahnya.
Dia tidak begitu berminat mengikuti perkuliahan mata kuliah kependidikan, termasuk mata kuliah Psikologi Pendidikan (kurang merasakan adanya kebutuhan dan kekurangan motivasi). Pikirannya selalu terganggu bahwa seolah-olah dia sedang kuliah pada Fakutas Ekonomi di Perguruan Tinggi yang diidam-idamkannya dan dia merasa seolah-olah bakal menjadi Ekonom (fantasi). Dia sering tidak masuk kuliah, sekalipun dia masuk kuliah hanya sebatas takut dimarahi oleh dosen yang bersangkutan dan takut dinyatakan tidak lulus (kebutuhan rasa aman). Tugas-tugas yang diberikan dosen pun jarang dikerjakan, kalaupun dikerjakan hanya alakadarnya dan selalu telat disetorkan. Dia dihadapkan pada perang batin antara terus melanjutkan studi yang tidak sesuai dengan cita-citanya atau keluar dari kuliah dengan resiko orang tua akan marah besar terhadap dirinya (conflict).
Selama satu semester mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan, dia hanya memperoleh sebagian kecil saja pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan dan pada akhirnya dia dinyatakan tidak lulus dan terpaksa harus mengikuti remedial. Sambil menangis (regresi), dia menyalahkan dosen bahwa dosennya tidak becus mengajar (proyeksi).



Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu:
1. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya“.

Senin, 19 Maret 2012

kenaikan harga BBM 2012

PENDAHULUAN


Bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tak hampir di nomer duakan. Dengan adanya rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi pada april 2012, dan mendapat tantangan dari berbagai elemen masyarakat maupan dari sebagian fraksi anggota DPR.
Anggota DPR komisi XI DPR RI Sadar Subagyo mengataan jika kebijakan jadi di berlakukan, maka jumlah rakyat miskin di indonesia akan semakin bertambah banyak.
Karena itu Sadar Subagyo, menolak rencana pembatasan BBM bersubsidi maupun kenaikan harga BBM bersubsidi, apalagi kebijakan itu jelas melanggar pasal 7 ayat 6 UUNo. 22 / 2011 tentang APBN 2012, ynag menyatakan harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan. Ia memaparkan kenaikan harga BBM akan menyusahkan rakyat, sedikitnya 135 juta rakyat yang berpenghasilan Rp.486 ribu per bulan akan tercekik oleh inflasi rill yang mencapai 20%.
Kelompok masyarakat yang terpukul dengan harga BBM ini adalah masyarakat yang menghabiskan 70% pendapatanya untuk makanan dan sekitar 15% untuk energi. Melihat kondisi seperti ini, maka subsidi BBM merupakan suatu keharusan sebagai upaya negara memeratakan daya beli masyarakat, jika terpakksa alokasi subsidi tidak mencukupi, masih dapat di tutupi dengan belanja birokrasidan kenyataan anggaran hanya terserap rata-rata 94%, jadi masih ada bantalan fiskal sebesar 6% dari APBN yang 1.435 triliun atau setara 86 triliun, jumlah yang sangat mencukupi karena opsi menaikan harga BBM bersubsidi sebesar 1500 rupiah hanya menghasilkan tambahan alokasi sebesar 60 triliun saja.



Kenaikan Harga BBM akan Cekik 135 Juta Rakyat
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada April 2012, terus mendapat tentangan dari DPR. Anggota Komisi XI DPR RI Sadar Subagyo mengatakan, jumlah rakyat miskin Indonesia bakal bertambah banyak jika kebijakan ini jadi diberlakukan."Menaikkan BBM akan menambah jumlah rakyat yang jatuh miskin,” ujarnya di Jakarta, Minggu (4/3/2012). Karena itu, Sadar menolak wacana pembatasan BBM bersubsidi maupun kenaikan harga BBM bersubsidi. Apalagi, kebijakan ini jelas melanggar pasal 7 ayat 6  UU No 22/2011 tentang APBN 2012, yang menyatakan harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan. Ia memaparkan, kenaikan harga BBM bakal menyengsarakan rakyat. Sedikitnya, 135 juta jiwa rakyat yang berpenghasilan di bawah Rp 486 ribu per orang per bulan akan tercekik oleh inflasi riil yang mencapai 20 persen.  Kelompok masyarakat yang terpukul dengan kenaikan harga BBM ini adalah masyarakat yang menghabiskan 70 persen pendapatannya untuk makanan dan sekitar 15 persen untuk energi.“Melihat kondisi faktual seperti ini, maka subsidi BBM merupakan suatu keharusan sebagai upaya negara memeratakan daya beli masyarakat,” tuturnya.Dia mengatakan, jika pun terpaksa alokasi subsidi tidak mencakupi, masih dapat ditutup dengan efisiensi di belanja birokrasi dan kenyataan bahwa anggaran hanya terserap rata-rata-rata 94 persen. “Jadi masih ada bantalan fiskal sebesar 6 persen dari APBN yang 1.435 triliun atau setara 86.1 triliun, jumlah yang sangat mencukupi karena opsi menaikan harga BM bersubsidi sebesar 1.500 rupiah hanya menghasilkan tambahan alokasi 60 triliun rupiah,” tegasnya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
DPR Nilai Wajar Harga BBM Premium Naik Rp 1.500/Liter 
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 1.500 merupakan kebijakan yang sangat mungkin dilaksanakan guna mengurangi tekanan anggaran karena melonjaknya belanja subsidi akibat kenaikan harga minyak dunia.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Golkar, Satya W Yudha.
Kemungkinan yang kita pilih kenaikan, kalau tidak masyarakat dibingungkan, kan harganya mengikuti harga minyak dunia.
Sementara itu, Satya menyatakan adanya opsi pemberian subsidi tetap sebesar Rp 2.000 per liter untuk BBM bersubsidi dikhawatirkan melanggar Undang-Undang Migas Nomor 22 tahun 2001. Dalam UU tersebut, harga BBM bersubsidi ditetapkan pemerintah dan tidak menggunakan harga keekonomian.
Kalau Pemerintah memberikan subsidi tetap tapi harga BBM bersubsidi berdasarkan keekonomian, nanti harga BBM bergerak berdasarkan harga minyak dunia, kalau haraga minyak dunia USD 100 per barel maka harga keekonomiannya Rp 8 ribu, disubsidi 2 ribu, jadi masyarakat bayar Rp 6 ribu, kalau harga minya USD 110 maka BBM Rp 8500, masyatakat bayar Rp 6500, itu ada kekhawatiran bertentangan dalam UU MIgas karena harga BBM bersubsidi jadi menggunakan keekonomian pasar, seharusnya ditentukan pemerintah.
Sebelumnya, pemerintah menyiapkan 2 opsi kebijakan pembatasan subsidi untuk BBM. Pertama, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 sehingga harga Premium menjadi Rp 6 ribu. Kedua, pemberian subsidi tetap sebesar Rp 2 ribu per liter sehingga harga BBM akan naik turun sesuai dengan harga keekonomiannya.
KEBAIKAN HARGA BBM: Harga Sembako Mulai Naik
Harga sembilan bahan pokok (Sembako) di pasar tradisional Kota Solo terkerek dalam dua atau tiga hari terakhir. Kenaikan harga tersebut berkisar Rp500-Rp1.000 untuk setiap kilogram (kg).
Seperti gula pasir, harga jual di pasar naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp11.000/kg. Sejumlah pedagang menduga kenaikan harga itu berkaitan dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pedagang besar mulai menaikkan harga untuk mengantisipasi kenaikan harga yang pasti terjadi jika harga BBM bersubsidi, premium dan solar, naik.
“Karena katanya BBM mau naik, jadi mereka ancang-ancang, sudah duluan menaikkan harga. Kalau saya, karena pedagang kecil, ya harus mengikuti. Harga ikut naik,” ungkap pedagang Pasar Kadipolo, Supriyati, saat ditemui Espos, di kiosnya, Senin (5/3/2012).
Supriyati menjelaskan kenaikan harga terjadi hampir pada semua Sembako. Selain gula pasir, yang naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp10.500-Rp11.000/kg, harga telur dan minyak goreng juga naik. Telur yang sebelumnya dijual Rp14.000/kg, kini dilepas seharga Rp15.000/kg. Sedangkan, harga minyak goreng curah naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp11.000/kg.
Kenaikan harga sebagian besar Sembako juga diakui pedagang lain Eko. Dia mengatakan harga gula, minyak goreng dan telur naik cukup besar dan serempak dalam sedikitnya tiga hari terakhir. Seperti Supriyati, dia juga menduga kenaikan tersebut berkaitan dengan rencana kenaikan harga BBM yang segera ditetapkan pemerintah. Sebagai pedagang kecil, Eko sendiri mengaku tidak bisa berbuat banyak selain mengikuti kenaikan harga tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Permasalahan adalah apakah memeng BBM bersubsidi pelu dinaikan harganya oleh pemerintah untuk menekan anggaran karena melonjaknya belanja subsidi. jika memang di naikan seberapa besar harga yang pantas agar tidaj menyengsarakan rakyat.
Hasil  dari rencana kenikan harga BBM bersubsidi tentu saja sebuah rencana pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah  ditetapkan dan merupakan jalan alternatif terakhir. Dan mudah-mudahan alokasi BBM bersubsidi benar benar dapat di rasakan oleh masyarakat yang benar benar tidak mampu.